Salam Bahagia...
Pada kesempatan ini saya akan menceritakan perjalanan saya dalam menjalani program pendidikan guru penggerak. lebih kurang 6 bulan saya sudah menjalani pendidikan sebagai calon guru penggerak. berbagai pengetahuan baru saya dapatkan dari kegiatan ini. berawal dengan mempelajari kembali filosofi pendidikan menurut kihadjar dewantara. dengan filosofi pendiidkan KHD kita diharapkan dapat menumbuhkan merdeka belajar bagi siswa dan guru. saya juga dipekenalikan dnegan nilai dan peran guru penggerak. kemudian kami mencoba menyusun visi sebagai guru penggerak dan juga belajar tentang budaya positif. pada modul berikutnya yaitu tentang pembelajaran yang berpihak pada siswa. pada modul ini kami belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang menyesuaikan keutuhan dan potensi peserta didik. sebagai seorang guru juga perlu menguasai pendidikan sosial emosional dan menguasi praktik coaching dalam menggali potensi siswa untuk membantu mereka menyelsaikan permasalahannya sendiri.
saat ini kami mempelajari pengambulan keputusan sbagai seorang pemimpin pembelajaran. koneksi semua materi yang sudah saya pelajari saya rangkum dalam bentuk jawab pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering diperhadapkan dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang kita ambil diharapkan memiliki dampak positif terhadap peserta didik. Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajran perlu memahami posisinya sesuai dengan Filosofi Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara yaitu ing ngarso sungtulodo ( didepan memberi teladan), ing Madya mangun karso ( ditengah membangun motivasi) dan tut wuri handayani (dibelakang memberi dukungan). Sebagai seorang guru, kita harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid ( wujud dari ing ngarso sungtulodo). Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita perlu menanamkan nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan saat berada pada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam situasi bujukan moral ( benar vs salah) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar yaitu Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.
3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Coaching adalah kegiatan membanti seseorang / coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara menggali potensi yang dimilikinya. Coaching tidak memberikan solusi kepada coachee tetapi coachee sendiri yang memutuskan solusi bedasarkan potensi yang dimilikinya, dan seorang coach hanya mengarahkan coachee untuk mengenal dan menggali potensi yang dimiliki yang diharapkan membanti coachee untuk memutuskan solusi permasalahannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pengambilan keputusan pendamping atau fasilitator menjalankan perannya sebagai coach. Kami CGP di arahkan untuk mencoba membuat keputusan yang tepat dengan mempedomani langkah-langkah pengujian keputusan. Dari berbagai studi kasus yang ada kami diarahkan mencoba mengambil keputusan yang tepat dengan melakukan pengujian pengambilan keputusan. Jadi keputusan diambil oleh CGP. Fasilitator hanya mengarahkan dnegan pertanyaan 9 langkah pengujian keputusan. Hal yang demikian tentunya sesuai dengan praktek coaching yang sudah didapatkan di modul 2.3. Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita diharapkan dapat membuat keputusan yang tepat yang berdampak kepada siswa. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan. Tentunya keputusan yang diambil harus dalam kondisi sadar dan tenang. Untuk itu seorang pemimpin pembelajaran perlu menguasai keterampilan social emosional. Salah satu keterampilan social emosional yaitu pengambilan keputusan yang tepat. Seorang pemimpin pembelajaran juga perlu mengenal emosi nya sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Seorang pemimpin pembelajaran pelu mengenal nilai-nilai kebajikan universal dan perlu menanamkannya dalam dirinya dan orang lain. Seorang pemimpin harus dapat membedakan sebuah situasi apakah dilema etika atau bujukan moral tentunya dengan berpedoman kepada nilai-nilai kebajikan unibversal. Dan yang paling utama seorang pemimpin pembelajaran harus mengingat kembali nilai-nilai yang harus ada pada dirinya yaitu diantaranya reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Dengan nilai-nilai tersebut maka diharapkan keputusan yang diambil berpihak pada murid
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran dapat mempedomani 3 dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin pembelajaran dapat membedakan situasi dilema etika dan bujukan moral. Dan seorang pemimpin pembelajaran perlu melakukan pengujian pengambilan keputusan sehingga diharapkan keputusan yang diambil berpihak pada murid.
7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Proses pengambilan keputusan yang terjadi di lingkungan saya terkait dengan dilema etika kadang menemui kesulitan. Hal ini tentunya disebabkan dengan paradigma yang berbeda-beda dari setiap orang terkait dengan dilema etika. Semua tentu menonjolkan pemahamannya terkait dengan nilai kebajikan yang dianggap benar. Perbedaan yang sering muncul yaitu berkaitan dengan paradigma keadilan vs rasa kasihan. Terkadang dalam mengambil keputusan terkait dengan siswa terjadi benturan antara rasa keadilan dengan rasa kasihan.
8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Akhirnya setiap keputusan di ambil dengan mempertimbangkan keberpihakan kepada anak. Dengan mempertimbangkan dampak-dampak yang akan terjadi pada si anak terkait dengan keputusan yang diambil. Dan pimpinan sekolah dapat mengambil keputusan yang berpihak kepada anak meskipun aka nada pihak-pihak yang betentangan. Itu adalah hal yang wajar
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?.
Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Salah satu kompetensi seorang pemimpin pembelajaran adalah mengambil keputusan. Seorang pemimpin pembelajaran diharapkan dapat mengambil keputusan sesuai dengan posisinya menurut Pratap triloka Ki hadjar Dewantara. Seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid yang mendukung pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran perlu memahami pembelajaran social emosional untuk dapat mengenal emosinya. Dalam mengambil keputusan pemimpin pembelajaran perlu membedakan situasi dilema etika atau bujukan moral. Menerapkan langkah pengujian penngambilan keputusan dapat mengarahkan seorang pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan yang berpihak pada murid