Laporan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di SMAN 1 Kec Harau dapat kita lihat dalam bentuk aksinya berikut ini
Untuk video pelaksanaan pembelajran dapat ditonton melalui youtube pada link berikut
Guru memotivasi siswa
Tutor sebaya menyajikan pembelajaran.
GUru belajar membuat blog untuk pembelajaran
Laporan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di SMAN 1 Kec Harau dapat kita lihat dalam bentuk aksinya berikut ini
Untuk video pelaksanaan pembelajran dapat ditonton melalui youtube pada link berikut
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering diperhadapkan dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang kita ambil diharapkan memiliki dampak positif terhadap peserta didik. Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajran perlu memahami posisinya sesuai dengan Filosofi Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara yaitu ing ngarso sungtulodo ( didepan memberi teladan), ing Madya mangun karso ( ditengah membangun motivasi) dan tut wuri handayani (dibelakang memberi dukungan). Sebagai seorang guru, kita harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid ( wujud dari ing ngarso sungtulodo). Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita perlu menanamkan nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan saat berada pada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam situasi bujukan moral ( benar vs salah) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar yaitu Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.
Coaching adalah kegiatan membanti seseorang / coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara menggali potensi yang dimilikinya. Coaching tidak memberikan solusi kepada coachee tetapi coachee sendiri yang memutuskan solusi bedasarkan potensi yang dimilikinya, dan seorang coach hanya mengarahkan coachee untuk mengenal dan menggali potensi yang dimiliki yang diharapkan membanti coachee untuk memutuskan solusi permasalahannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pengambilan keputusan pendamping atau fasilitator menjalankan perannya sebagai coach. Kami CGP di arahkan untuk mencoba membuat keputusan yang tepat dengan mempedomani langkah-langkah pengujian keputusan. Dari berbagai studi kasus yang ada kami diarahkan mencoba mengambil keputusan yang tepat dengan melakukan pengujian pengambilan keputusan. Jadi keputusan diambil oleh CGP. Fasilitator hanya mengarahkan dnegan pertanyaan 9 langkah pengujian keputusan. Hal yang demikian tentunya sesuai dengan praktek coaching yang sudah didapatkan di modul 2.3. Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita diharapkan dapat membuat keputusan yang tepat yang berdampak kepada siswa. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan. Tentunya keputusan yang diambil harus dalam kondisi sadar dan tenang. Untuk itu seorang pemimpin pembelajaran perlu menguasai keterampilan social emosional. Salah satu keterampilan social emosional yaitu pengambilan keputusan yang tepat. Seorang pemimpin pembelajaran juga perlu mengenal emosi nya sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
Seorang pemimpin pembelajaran pelu mengenal nilai-nilai kebajikan universal dan perlu menanamkannya dalam dirinya dan orang lain. Seorang pemimpin harus dapat membedakan sebuah situasi apakah dilema etika atau bujukan moral tentunya dengan berpedoman kepada nilai-nilai kebajikan unibversal. Dan yang paling utama seorang pemimpin pembelajaran harus mengingat kembali nilai-nilai yang harus ada pada dirinya yaitu diantaranya reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Dengan nilai-nilai tersebut maka diharapkan keputusan yang diambil berpihak pada murid
Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran dapat mempedomani 3 dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin pembelajaran dapat membedakan situasi dilema etika dan bujukan moral. Dan seorang pemimpin pembelajaran perlu melakukan pengujian pengambilan keputusan sehingga diharapkan keputusan yang diambil berpihak pada murid.
Proses pengambilan keputusan yang terjadi di lingkungan saya terkait dengan dilema etika kadang menemui kesulitan. Hal ini tentunya disebabkan dengan paradigma yang berbeda-beda dari setiap orang terkait dengan dilema etika. Semua tentu menonjolkan pemahamannya terkait dengan nilai kebajikan yang dianggap benar. Perbedaan yang sering muncul yaitu berkaitan dengan paradigma keadilan vs rasa kasihan. Terkadang dalam mengambil keputusan terkait dengan siswa terjadi benturan antara rasa keadilan dengan rasa kasihan.
Akhirnya setiap keputusan di ambil dengan mempertimbangkan keberpihakan kepada anak. Dengan mempertimbangkan dampak-dampak yang akan terjadi pada si anak terkait dengan keputusan yang diambil. Dan pimpinan sekolah dapat mengambil keputusan yang berpihak kepada anak meskipun aka nada pihak-pihak yang betentangan. Itu adalah hal yang wajar
Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.
Salah satu kompetensi seorang pemimpin pembelajaran adalah mengambil keputusan. Seorang pemimpin pembelajaran diharapkan dapat mengambil keputusan sesuai dengan posisinya menurut Pratap triloka Ki hadjar Dewantara. Seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid yang mendukung pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin pembelajaran perlu memahami pembelajaran social emosional untuk dapat mengenal emosinya. Dalam mengambil keputusan pemimpin pembelajaran perlu membedakan situasi dilema etika atau bujukan moral. Menerapkan langkah pengujian penngambilan keputusan dapat mengarahkan seorang pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan yang berpihak pada murid
Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pe...